Skip to main content

Keterkaitan Antara Rasa Dan Realita Kehidupan, Mengenal Vibrasi 1 Arif RH

Keterkaitan Antara Rasa Dan Realita  - Selama ini kita selalu mengira atau berfikir bahwa semua peristiwa yang terjadi dalam hidup sehari-hari seperti, keberuntungan, kesialan, apes dll. merupakan kejadian yang alami saja.

Ilmu pengetahuan modern ternyata melihat ada sebuah kecenderungan atau indikasi bahwa perasaan kita berkontribusi pada realita kehidupan kita atau kejadian-kejadian yang menimpa kita baik itu baik maupun buruk.

Ketika seseorang melakukan tidakan tentunya didasari atas PIKIRAN tertentu, dan tentunya juga berdampak pada hadirnya PERASAAN tertentu pula.

Jadi awalnya realita kehidupan dalam bentuk Materi tetapi setelah ditelusuri lebih dalam akan sangat terkait dengan aspek immateri berupa Pikiran dan Perasaan.

Pikiran dan Perasaan adalah sesuatu yang absrtrak yang hanya diri sendiri yang tahu,yang menjadi domain diri kita sendiri.

Realita kehidupan kita pada akhirnya menjadi sangat terpengaruh dengan bagaimana kita mengelola Pikiran dan Perasaan.

Kita sering mendengar seseorang yang sakit lalu pergi ke dokter, tetapi penyakitnya berkurang saat memasuki ruang kerja dokter.

Padahal belum berinteraksi dengan dokternya apalagi minum obat. Tapi nyatanya sembuh. Pikiran dan perasaan tersebutlah penyebab rasa sakit sebagai realita saat itu menjadi sembuh saat memasuki ruang praktek dokter.

Ini menunjukkan bahwa Pikiran dan Perasaan mempengaruhi realita hidup kita.

Apa yang terjadi saat ini adalah komulatif pikiran perasaan selama ini, dan pikiran perasaan saat ini adalah tabungan yang akan membentuk realita berikutnya.

Lantas perasaan yang seperti apa yang membentuk realita baik yang sering disimpulkan kebetulan atau keberuntungan.

Dan perasaan seperti apa yang menyebabkan keburukan ataupun kesialan hadir dalam realita hidup seseoarang.

Pikiran dan Perasaan terpancar ke alam semesta sebanyak 60.000 kali setiap hari. Pikiran dan perasaan tadi menarik semesta kedalam kehidupan kita sesuai dengan apa yang ada dipikiran dan perasaan tersebut.

Ketika pikiran fokus pada hal tertentu maka itulah yang akan hadir /terjadi.

Saat kita fokus pada keberhasilan setiap orang dalam menyelesaikan suatu problem maka energi keberhasilan juga menjadi milik kita, maka jangan kaget kitapun menjadi begitu mudah menuntaskan segala permasalahan dan begitu banyak kemudahan menghampiri.

Begitu juga ketika pikiran fokus pada keburukan diri sendiri ataupun keburukan orang lain hal itu malahan mengundang keburukan lainnya hadir dalam hidup.

Ketika kita mencoba berpikir positif, berperasaan positif, maka pikiran dan perasaan juga harus berada pada getaran positif, getaran yang menyenangkan, nyaman ataupun netral.

Apapun getaran rasanya yang penting nyaman ketika di akses.

Sepintas sangat sederhana, seakan sangat gampang sekali dalam membentuk realita nasib yang baik yaitu cukup menjaga pikiran dan perasaan dalam kualitas baik.

Ya memang sangat sederhana agar nasib kita hidup kita banyak keberuntungan dan keajaiban, cukup mengendalikan pikiran dan perasaan.

Tapi hal itu tidaklah gampang.

Karena sifat pikiran dan perasaan sangatlah aktif bergerak menembus ruang dan waktu sehingga butuh energi ektra dan kesungguhan untuk melakukanya.

Energi dan kesungguhan tentunya akan tubuh manakala telah terbangun KESADARAN.

Kesadaran akan begitu dahsyatnya pikiran dan perasaan.

Kesadaran bahwa realita hidup adalah komulatif pikiran pikiran dan perasaan perasaan.

Kesadaran untuk secara nyata mengubah cara perpikir dan perasaan sehingga realita pun berubah.

Tetapi kesadaraan tidak bisa muncul dari logika berpikir karena kesadaran itu kadang tidaklah logis, pikiran logis kita tidaklah mampu menampung energi kesadaran.

Kesadaran hanya bisa tumbuh berkembang karena SPIRITUAL.

Kesadaran akan meninggi karena meningginya Spritualitas seseorang.

Lantas apa itu Spiritual?

Kita menyederhanakan sepiritual dengan mereka yang rajin melakukan ibadah dan aktifitas keagamaan, Hal itu tidak salah, karena orang yang spiritualnya baik dia akan sangat rajin beribadah, dia membutuhkan ritual ibadah sebagai sarana atau media mendekatkan diri dengan maha pencipta.

Tetapi mereka yang rajin ibadah, rajin puasa, rajin mengikuti ritual agama belum tentu sepiritualnya baik.

Bisa jadi aktifitas itu hanyalah ritual agama semata, hanya rutinitas keagaamaan tanpa memaknai, tanpa menginplementasikan dalam kehidupannya.

Mereka yang spiritualnya baik adalah mereka yang menerapkan ajaran agamanya, menjalankan ritual agama dalam rangka mengkuatkan kesadaran akan kehidupan.

Sehingga dimanapun dia berada dia adalah seorang yang menyenangkan, pembawa berkah, dan dibutuhkan lingkungannya.


Baca Juga

Cara Order Produk Kami

Buka

Pilih produk yang mau di pesan, Tentukan jumlah order, Nama, Alamat Lengkap kirim ke Wa 085853547527.


Chat langsung via tombol di bawah ini.

Admin: Chat via Wa WhatsApp

Perawatan Kesehatan Wanita

Herbal Kesehatan Pria

Herbal Kesehatan Wanita

Comment Policy: Tuliskan komentar Anda sesuai topik.
Buka Komentar