MARS DAN VENUS
9/14/2013
Manusia sejak dahulu kala- lebih-lebih dewasa ini, dimana nilai-nilai luhur tidak jarang di kaburkan oleh nilai material - sangat membutuhkan pengetahuan dan perhatian tentang dirinya.
selama ini perhatian hanya tertuju pada alam. bahaya terbesar yang di hadapi oleh umat manusia adalah dirinya sendiri, manusia dapat membahayakan, bahkan memunahkan kemanusiaan karena ulahnya, sekali lagi manusia perlu mengenal dirinya jasmani dan rohani, serta meningkatkan kualitasnya demi meraih kebahagiaan hidup.
Para Filosof dan orang bijak zaman dulu telah memperkenalkan ungkapan "kenalilah dirimu melalui dirimu" atau " siapa yang mengenal dirinya maka akan mengenal Tuhannya." sebaliknya barang siapa yang tidak mengenal dirinya bahkan melupakan dirinya maka ia akan binasa.
Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan yang di dalamnya terkandung perbedaan dan persamaan. Persamaan dan perbedaan itu harus di ketahui agar manusia dapat bekerja sama menuju cita-cita kemanusiaan.
Lelaki dan wanita keduanya berkewajiban menciptakan situasi harmonis dalam masyarakat, tentu saja harus sesuai kodrat kemampuan masing-masing. tanpa mengetahui hal tersebut, maka orang bisa mempersalahkan dan menzalimi banak pihak.
Filosof dan sastrawan Mesir kenamaan Anis Manshur, menguraikan dalam bukunya Min Awwal nadhrah fil Jinsi wal hubb waz zawaj
"Pada tahun 1965 di Amerika di adakan konferensi internasional yang membahas tentang keluarga, salah satu yang di sepakati ketika itu adalah bahwa sungguh lebih baik bagi masyarakat untuk menjadikan lelaki tetap lelaki dan perempuan tetap perempuan, dan dalam saat yang sama kedua jenis kelamin itu di beri kesempatan yang sama.
memang benar kata para pakar yang berkumpul itu ada perbedaan antara lelaki dan wanita namun juga, memiliki kemiripan. bisa di upayakan mencairkan perbedaan mereka dengan berbagai pendekatan tetapi, betapapun kita berusaha melakukan upaya pendekatan, baik itu secara lemah lembut maupun kekerasan, namun perbedaan yang menonjol antara kedua jenis manusia itu tetap jelas."
Lelaki dan Wanita keduanya adalah manusia yang sama, karena sama-sama bersumber dari ayah dan ibu yang sama. keduanya berhak memperoleh penghormatan sebagai manusia.
ketidaksamaan ini tidak mengurangi kedudukan satu pihak dan melebihkan pihak yang lain. persamaan itu, di sini harus di artikan kesetaraan, dan bila kesetaraan dalam hal tersebut sudah terpenuhi maka keadilan akan tegak, karena keadilan tidak selalu berarti persamaan.
Pandangan Islam tentang persamaan antara lelaki dan wanita secara umum dan singkat, almarhum Syaekh Mahmud Syaltut, mantan Pemimpin tertinggi al-Azhar Mesir menulis :
"Tabiat kemanusiaan lelaki dan wanita hampir dapat di katakan dalam batas yang sama. Allah telah menganugerahkan kepada wanita sebagaimana menganugerahkan kepada lelaki, potensi yang cukup untuk memikul aneka tanggung jawab yang menjadikan kedua jenis itu mampu melaksanakan berbagai kegiatan kemanusiaan yang umum dan khusus."
Muhammad al-Ghazali, penulis mesir kontemporer menulis, "Kalau kehidupan di permukaan bumi di dasari atas pilihan keikhlasan dan kesetiaan, kelurusan berpikir dan kebenaran tingkah laku, maka sesungguhnya kedua jenis manusia lelaki dan wanita sama dalam bidang-bidang tersebut.
di sini lelaki yang unggul. di sini tidak ada keterlibatan unsur perempuan atau lelaki dalam keberhasilan atau kegagalannya, demikian pada balasan baik dan buruknya."
Perbedaan-perbedaan yang ada sudah di rancang Allah agar tercipta kesempurnaan kedua belah pihak, karena masing-masing tidak dapat berdiri sendiri dalam mencapai kesempurnaannya tanpa melibatkan yang lain.
Allah telah menetapkan bahwa unit hereditas (penurunan sifat genetik) yang kita terima dari orang tua dan berpindah kepada keturunan, di bawa oleh struktur yang dinamai kromosam.
sebagian besar sel tubuh mengandung 46 kromosam, ketika terjadi pertemuan antara sperma dan indung telur pertemuan itu membawa 23 kromosam dari indung telur ibu dan dalam jumlah yang sama pula dari sperma bapak. kromosam lelaki dan wanita sama kecuali pada pasangan yang ke 23.
Seorang lelaki normal memiliki pasangan kromosam X dan Y, sedang pasangan kromosam wanita X dan X. jika X lelaki bertemu dengan X yang ada pada wanita, maka anak yang lahir perempuan, sedangkan jika X ketemu dengan Y maka anak yang lahir lelaki.
Dalam buku Dia Ada Dimana-man, dengan merujuk kepada sekian banyak pakar kedokteran dan psikologi, ada beberapa perbedaan lain yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang, antara lain bahwa lelaki dan wanita masing-masing memiliki hormon khusus dan ciri biologis tertentu yang kadarnya berbeda antara satu dengan yang lain.
darahnya pun memiliki perbedaan. butir-butir darah merah pada wanita lebih sedikit ketimbang lelaki, kemampuan bernafasnya pun lebih rendah daripada lelaki, kemampuan wanita melawan kuman dan virus lebih besar daripada lelaki, karena itu pula usia rata-rata wanita melebihi usia rata-rata lelaki.
masa pubertas gadis antara 9-13 tahun sedang lelaki 10-14 tahun, namun lelaki menghasilkan sperma yang tetap subur sejak masa pubertas hingga akhir hayatnya, berbeda dengan wanita.
sel telur wanita habis setelah mencapai usia sekitar 51 tahun. siklus menstruasinya ketika itu berhenti dan tidak dapat lagi melahirkan.
Murtadha Muthahhari, seorang ulama terkemuka asal Iran dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abu az-Zahra an-Najafi kedalam bahasa Arab dengan judul Nizham Huquq al-Mar'ah menulis:
Kemampuan paru-paru lelaki menghirup udara lebih besar/banyak daripada wanita dan denyut jantung wanita lebih cepat dari denyut jantung lelaki. secara umum lelaki lebih cenderung pada olah raga, berburu atau pekerjaan yang melibatkan gerakan di banding wanita.
Lelaki secara umum lebih cenderung kepada tantangan dan perkelahian. sedangkan wanita lebih cenderung kepada kedamaian dan keramahan, lelaki lebih agresif dan suka ribut, sementara wanita lebih tenang dan tentram.
Wanita senang kepada lelaki yang memiliki kekuatan dan ini menimbulkan dalam dirinya perasaan yang menakjubkan, yakni masokhisme, meski kekuatan yang dikagumi pada akhirnya membinasakannya.
perasaan ini dapat mengantar wanita mengorbankan sisi ekonomi (boleh jadi ini menjadi salah satu sebab yang menjadikan sementara wanita tetap rela hidup bersama suami yang sering memukulnya, di samping sebab-sebab lain seperti keengganan menjanda).
Pakar Psikologi Mesir menulis bahwa "Wanita memiliki kecenderungan masokhisme/mencintai diri sendiri yang berkaitan dengan kecenderunga menyakiti diri sendiri (berkorban) demi kelanjutan keturunan.
kecintaan kepada dirinya disertai dengan kecenderungan itu menjadikan wanita kuasa mengatasi kesulitan dan sakit yang memang telah menjadi kodrat yang harus di pikulnya-khususnya ketika haid, mengandung dan melahirkan, serta menyusui dan membesarkan anak.
karena adanya rasa sakit itu pula, maka Allah menganugerahinya kenikmatan bukan saja dalam hubungan seks tetapi dalam memelihara anak-anaknya, ini berbeda dengan lelaki. tanpa kenikmatan itu maka anak-anak akan terlantar karena suami harus keluar rumah untuk mencari nafkah istri dan anak.
Pilihan Terbaik Pria Dan Wanita
Cara Order Produk Kami